Rabu, 03 September 2008

D.Doa Rosario.

Banyak umat Non-Katolik dan termasuk juga sebagian umat Katolik mengira bahwa doa rosario adalah doa kepada Maria. Sesungguhnya doa rosario adalah doa kepada Tuhan Yesus, dengan meneladani intersesi (bantuan doa) Bunda Maria. Didalam doa Rosario Bunda Maria  menemani  didalam doa, merenungkan peristiwa kelahiran, penderitaan, dan kemuliaan Putranya.

Doa Rosario menuntuk suasana yang tenang dimana misteri kehidupan Yesus dapat direnungkan dengan sepenuh hati.

CARA BERDOA ROSARIO

1. Aku Percaya
2. 
Bapa Kami
3. Salam Putri Allah Bapa, Salam Maria
4. Salam, Bunda Allah Putra, Salam Maria

5. Salam, Mempelai Allah Roh Kudus, Salam Maria

lalu menyusul “Kemuliaan” dan “Terpujilah” seperti diatas.
Kemudian pemimpin membacakan peristiwa-peristiwa dari rangkaian misteri yang dipilih (lihat di bawah).

Selanjutnya menyusul Bapa kami, 10 Salam Maria, Kemuliaan, Terpujilan. Lalu menyusul peristiwa kedua dan seterusnya.

Peristiwa-peristiwa Gembira, khususnya selama Masa Adven dan Natal
1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Luk1:26-38).
2. Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya (
Luk1:39-45).
3. Yesus dilahirkan di
Bethlehem (Luk2:1-7).
4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (
Luk2:22-40).
5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah (
Luk2:41-52).

Peristiwa-peristiwa Sedih, khususnya selama Masa Prapaskah dan tiap hari Jumat
1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (
Luk22:39-46).
2. Yesus didera (
Yoh19:1).
3. Yesus dimahkotai duri (
Yoh19:2-3).
4. Yesus memanggul salib-Nya (ke Gunung Kalvari) (
Luk22:26-32).
5. Yesus wafat di salib (
Luk23:44-49).

Peristiwa-peristiwa Mulia, khususnya selama Masa Paskah dan tiap hari Minggu
1. Yesus bangkit dari kematian (Luk21:1-12).
2. Yesus naik ke surga (
Luk24:50-53).
3. Roh Kudus turun atas para Rasul
(
Kis2:1-13).
4. Maria diangkat ke surga (
1Kor15:23; DS 3903).
5. Maria dimahkotai di surga (
Why12:1, DS 3913-3917)
.

Peristiwa-peristiwa Terang.(oleh Yohanes Paulus II Agung)
1. Yesus di baptis di sungai Yordan (Mat3:16-17)
2. Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana (Yoh2:11)
3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat4:17-23)
4. Yesus menampakan kemuliaan-Nya (Mat17:2-5)
5. Yesus menetapkan Ekaristi (Mrk14:22-24)

Berdoalah selalu dan monlah kepada yang telah memberi kehidupan, kita semua milik Nya maka telah tiba waktunya pikirkan dan doakan sesama mu.

C.SANTA PERAWAN MARIA :

BUNDA BELAS KASIH

“Aku bukan saja Ratu Surga, melainkan juga Bunda Belas Kasih dan Bunda-mu (330)….”

“Aku Bunda bagi kalian semua, syukur kepada kerahiman Allah yang tak terselami (449)”

“Salam Ratu Tersuci, Bunda Belas Kasih….” Selama berabad-abad umat beriman menyapa Bunda Maria dengan gelar ini, dan sekarang, pada abad modern, Paus Yohanes Paulus II menghadirkan kembali di hadapan kita pentingnya peran unik Bunda Maria dalam rencana belas kasih Allah yang kekal. Dalam ensikliknya, Dives In Misericordia, Bapa Suci menyisihkan satu bagian yang sepenuhnya dipersembahkan kepada Santa Perawan Maria “Bunda Belas Kasih”. Dialah, menurut Bapa Suci, yang memiliki pemahaman paling mendalam akan belas kasih Allah, dialah yang, lebih dari segala manusia lainnya, layak dan pantas menerima belas kasih Allah. Dipanggil dengan suatu cara yang istimewa untuk ikut ambil bagian dalam misi Putranya dalam menyatakan kasih-Nya, Bunda Maria tak kunjung henti mewartakan belas kasih-Nya “dari generasi ke generasi”.

Bagi St Faustina, Bunda Maria adalah sumber belas kasih Allah yang tak habis-habisnya, sebagai bunda, pelindung, guru, dan perantara. Dari Santa Perawan, ia menerima karunia kemurnian yang istimewa, kekuatan dalam penderitaan, dan pengajaran-pengajaran yang tak terhitung banyaknya mengenai kehidupan rohani. “Bunda Maria adalah instrukturku,” tulis St Faustina, “yang senantiasa mengajariku bagaimana hidup bagi Tuhan (620)…. Semakin aku meneladani Bunda Allah, semakin aku mengenal Allah secara lebih mendalam (843)… sebelum setiap Komuni Kudus, dengan sungguh aku mohon Bunda Allah untuk menolong mempersiapkan jiwaku bagi kedatangan Putranya (114)…. Bunda Maria mengajarkan kepadaku bagaimana mengasihi Tuhan dari lubuk hati yang terdalam dan bagaimana melaksanakan kehendak-Nya yang kudus dalam segala hal (40)…. O Bunda Maria, Bunda-ku, aku menempatkan segalanya dalam tanganmu (79)…. Engkaulah sukacita, sebab melalui engkau, Allah turun ke dalam dunia (dan) ke dalam hatiku (40


Berdoalah selalu dan monlah kepada yang telah memberi kehidupan, kita semua milik Nya maka telah tiba waktunya pikirkan dan doakan sesama mu.

B. Maria dalam Gereja.

I. Pendahuluan
Dalam sejarah perkembangan hidup Gereja, iman kepada Maria menjadi pengalaman rohani yang mendarah-daging (berakar) di dalam kehidupan iman umat kristiani. Munculnya praktek devosional kepada Maria tidak dipungkiri lagi sebagai akibat dari pengalaman iman Gereja yang mendalam akan Maria dalam tata karya keselamatan Allah. Pengalaman batiniah yang mendalam dengan Maria inilah, sehingga Maria mendapat tempat yang istimewa dalam kehidupan Gereja. Maria menjadi Ibunda Gereja dan pengentara doa-doa umat beriman yang diserukan kepada Puteranya Yesus Kristus. Karena itu, tidak jarang dalam liturgi gereja pada pesta-pesta Bunda Maria terdengar julukan-julukan Maria seperi “Bunda Yang Tak Mati”, “Tembok tak terhancurkan”, “Siap untuk Mendengar”, “Kegembiraan semua orang yang sedih”, “Bunga berbau manis”, “Penjelmaan kerendahan hati”, “Kelembutan” dan lain sebagainya.
Maria mendapat tempat yang istimewa di dalam gereja, karena Maria dipanggil untuk menjadi Ibunda Sang Penebus, Kristus Sang Pengentara keselamatan dari Allah. Gereja dalam ziarahnya di dunia mencontohi teladan Bunda Maria yakni meneladani “Ziarah yang dilakukannya dalam imannya dan dengan penuh penyerahan diri dilanjutkan dalam persatuan dengan Puteranya sampai ke salib” Di sini sesungguhnya menegaskan peranan Maria dalam sejarah keselamatan di mana perawan Maria Yang Terberkati menjadi Ibunda Kristus.

Konsili Vatikan II menekankan bahwa, “Bunda Allah sudah merupakan pemenuhan eskatologis Gereja, sebab pada perawan tersuci, Gereja telah mencapai kesempurnaan, yaitu ada tanpa cacat atau cela (Bdk. Ef 5:27) ” Untuk itu, semua umat beriman, pengikut Kristus mesti berusaha untuk meningkatkan kesucian dengan mengalahkan dosa, dan salah satu cara mencapai kesempurnaan dalam Allah tersebut adalah menengadahkan mata kepada Maria agar Maria membantu mendoakan semua umat beriman kepada Puteranya. Karena itu, Maria sesungguhnya adalah pendoa bagi umat beriman dan menjadi Ibu bagi putera-puteri pengikut Kristus, sebab pada Maria terdapat kepenuhan rahmat yang dibagikan oleh Allah melalui Putera-Nya.

II.Arti Kepengentaraan Maria dalam Konteks Kristus Sebagai Satu-satunya Pengentara
Dalam pengakuan iman Kristen, Kristus adalah satu-satunya pengentara antara manusia dengan Allah. Hal ini secara amat jelas tertuang dalam dokumen konsili Vatikan II artikel 60 yang mengatakan bahwa “pengentara kita hanya satu, menurut sabda Rasul: sebab Allah itu esa, dan esa pula pengentara antara Allah dan Manusia, yakni Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua orang (1 Tim 2:5-6). ” Dengan demikian pertanyaan patut kita lontarkan, apa persisnya peranan Maria dalam misteri Gereja?
Maria dalam pengakuan iman Gereja adalah Ibunda Kristus. Karena Kristus adalah kepala atas Gereja, maka peranan keibuannya juga dikenakan bagi semua saudara-saudari Kristus yang masih berziarah kepada Puteranya. Di sini dalam perannya tersebut, Maria bukannya mau mengurangi kepengentaraan Kristus sebagai satu-satunya pengentara manusia terhadap Allah, melainkan Maria memperlihatkan kuasannya yaitu menjadi pengantara dalam Kristus. Dengan posisinya menjadi pengentara antara manusia dengan Kristus, Maria mempunyai kedudukan istimewa di dalam Gereja dan bisa dipandang sebagai typos Gereja karena hubungannya dengan Kristus, sebagai bunda-Nya. Hal ini berarti semua pengaruh Perawan Yang Terberkati dalam tata penyelamatan atas umat manusia adalah karya jari tangan Allah.
Dengan demikian, Maria dalam pengakuan iman Gereja merupakan typos Gereja dan contoh orang beriman yang patut diteladani. Dalam ketokohannya inilah Maria menjadi suri teladan bagi umat beriman. Karena itu, perlu diakui bahwa segala rahmat yang mengalir ke dalam umat beriman merupakan kepenuhan dari jasa-jasa Kristus dan bertumpu pada kepengentraan-Nya serta tergantung pada-Nya. Di sini, menjadi jelas bahwa kepengentaraan Maria berkaitan erat dengan peran keibuannya di mana dalam perannya itu, Maria sebagai ibu biologis bagi Putera Allah di mana oleh kekuatan Roh Kudus, Maria mendapat keistimewaan dari Allah yakni mengandung, melahirkan dan memelihara Putera Allah.
Peranan keibuan Maria menjadi penting di dalam Gereja sebab, Maria menjadi contoh kesetiaan pada panggilan Allah. Hal ini nyata dalam jawabannya pada panggilan Allah untuk hidup perawan di mana Maria mempersatukan dirinya dengan kehendak Allah yakni mau merelakan dirinya dalam cinta kasih seorang dara yang diresapi oleh sikapnya yang mau menjadi pengantin “hamba Tuhan”. Karena itu, kepengentaraan Maria merupakan sebuah gambaran peran sebagai ibu rohani umat beriman yang mengimani Yesus Kristus Puteranya yang menerima hidup rahmat di dalam Gereja. Inilah inti kepengentaraan Maria dalam kaitan dengan Kristus sebagai satu-satunya pengentara.

III. Gelar Kepengentaraan Maria Pada Masa Kini
Dari seluruh penjelasan di atas, maka gelar Maria sebagai pengentara masih diterima dalam Gereja. Hal ini secara amat jelas diuraikan dalam Lumen Gentium artikel 62 yang menjelaskan bahwa selain ikut sertanya dalam sejarah karya Yesus di Palestina, Maria juga pada masa kini memiliki perannya yakni peran keibuan yang aktual bagi semua umat beriman yaitu dalam kasih keibuannya, di dalam Gereja Maria diterima sebagai pengentara yang mendoakan dan meneruskan doa umat beriman kepada Puteranya. Hal inilah yang menggerakkan Gereja untuk menghormati Maria hingga masa kini dan kepadanya Gereja berikan julukan Pembela, Penolong, Pemberi bantuan, dan perantara.
Peranan kepengentaraan Maria dalam misteri iman Gereja mendapat titik legitimasi oleh karena iman Gereja akan misteri Maria diangkat ke surga. Di sini dalam pengangkatan Maria ke surga, Maria telah diwujudkan secara sempurna, semua buah dari perantaraan tunggal Kristus Penebus dunia dan Tuhan yang bangkit :”Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (Bdk. 1 Kor 15:22-23).” Dalam misteri Maria diangkat ke surga tertera iman Gereja bahwa Maria “disatukan oleh ikatan erat dan tidak terputuskan” dengan Kristus karena, bila dia sebagai Perawan dan Ibu pribadi dipersatukan dengan Dia dalam kedatangan-Nya yang pertama, maka dengan bekerja sama dengan-Nya Maria juga akan dipersatukan dengan-Nya secara khusus dan luhur karena jasa-jasa Sang Putera.
Dengan demikian, oleh persatuan dengan Puteranya, peranan Maria dalam misteri iman Gereja diterima dan diakui oleh semua umat beriman. Perawan Terberkati juga erat dipersatukan dengan Gereja maka dia diakui sebagai Bunda Allah yang melambangkan Gereja dalam iman, cinta kasih dan persatuan sempurna dengan Krisatus. Dengan demikian, pengakuan Maria sebagai pengantara merupakan sebuah tugas dari Gereja untuk rela belajar dari Maria, meneladani matra keibuannya dan mencontohi panggilannya. Di sini mau menjelaskan bahwa Gereja yang merupakan tanda dan sarana persekutuan erat dengan Allah mencontohi keibuan Maria yakni oleh gerakkan Roh Kudus, Gereja “melahirkan” putera-puteri, umat beriman ke dalam hidup baru dalam persekutuan dengan Kristus. Maka, hubungan yang erat antara Maria dan Gereja pada masa kini hemat saya, tetap diterima hingga kini. Hubungan erat itu ditandai dengan pola meneladani dan mencontohi. Dengan meniru dan mencontohi Bunda Allah, maka Gereja oleh kuasa Roh Kudus menjadi “perawan” yang mengandung, melahirkan, memmelihara, dan menghantar umat beriman ke dalam persatuan dengan Kristus.

IV.Penutup
Dalam kehidupan Gereja, Maria diakui dan diimani sebagai pengentara yang bersama dengan para kudus lainnya mendoakan umat beriman pada Kristus. Karena itu, kepengentaraannya berupa perannya untuk mendoakan umat beriman pada puterannya. Oleh pengentaraannya sebagai pendoa bagi umat beriman, maka penghormatan kepada Maria di masa kini tetap mendapat simpati dalam hati umat beriman.
Hubungan antara umat beriman dengan Maria merupakan sebuah hubungan dalam terang “peneladanan” di mana Maria menjadi contohi, suri teladan, kebajikan, tanda kesetiaan, kelembutan, dan kerendahan hati bagi umat beriman untuk mengikuti panggilan Allah.


Berdoalah selalu dan monlah kepada yang telah memberi kehidupan, kita semua milik Nya maka telah tiba waktunya pikirkan dan doakan sesama mu.

A.Sejarah Rosario.

Sejak Doa Rosario ditata, secara prinsip dan substansial, sebagai doa kepada Kristus dan Penghormatan Surgawi, yaitu, Bapa Kita dan Bunda Maria, doa rosario adalah doa pertama dan menjadi devosi prinsip dari orang2 yang percaya dan telah dilakukan selama berabad-abad, dari jaman para rasul dan para murid sampai sekarang. Namun baru pada tahun 1214 lah, Gereja menerima Doa Rosario dalam bentuknya yang seperti sekarang dan menggunakan metode seperti yang kita pakai sekarang. Doa ini diberikan kepada Gereja oleh St. Dominic, yang telah menerimanya dari Perawan yang Terberkati sebagai hadiah pertobatan orang Albigensian dan para pendosa lainnya.

Doa rosario adalah doa pertama dan menjadi devosi prinsip dari orang2 yang percaya dan telah dilakukan selama berabad-abad, dari jaman para rasul dan para murid sampai sekarang.

Saya akan menceritakan pada anda cerita tentang bagaimana kita menerima Doa Rosario, yang ada di dalam buku yang sangat terkenal: De Dignitate Psalterii, yang ditulis oleh Alan de la Roche yang diberkati. St. Dominic, melihat bahwa dosa orang2 Albigensian sudah sangat berat, pergi menyepi ke hutan di dekat Toulouse, dimana ia berdoa tanpa henti selama tiga hari tiga malam. Selama berdoa ia tidak melakukan apapun kecuali meratap dan melakukan pertobatan yang keras untuk meredakan amarah Tuhan. Ia memohon dengan sangat disiplin dan bersungguh-sungguh, dan akhirnya ia jatuh kedalam kondisi koma. Pada saat inilah Bunda kita menampakkan diri padanya, ditemani oleh tiga malaikat, ia berkata, “Wahai Dominic, apakah engkau tahu senjata apakah yang diinginkan oleh Trinitas yang Kudus untuk dipakai untuk memperbaharui dunia?” “Oh, Ratuku,” jawab St. Dominic, “engkau mengetahui jauh lebih banyak daripada aku, karena engkau selalu berada di dekat Putramu Yesus Kristus untuk menjadi kepala keselamatan bagi kami.” Kemudian Bunda kita menjawab, “Aku ingin kamu tahu bahwa, dalam situasi perang seperti sekarang ini, senjata yang paling utama selalu adalah Doa Surgawi, yang adalah batu fondasi dari Perjanjian Baru. Karenanya, jika engkau ingin menyentuh jiwa-jiwa yang telah mengeras ini dan menyerahkannya kepada Tuhan, ajarkanlah Doa ku.” Kemudian St. Dominic bangun, merasa sangat terhibur, dan terbakar oleh semangatnya untuk mentobatkan orang-orang di wilayah tersebut, ia langsung pergi ke katedral. Ketika itu malaikat-malaikay yang tidak kelihatan membunyikan lonceng untuk mengumpulkan orang-orang, dan kemudian St. Dominic mulai mengajar.

Pada awal khotbahnya, datang badai yang hebat, bumi serasa bergetar, matahari meredup, dan terjadi begitu banyak kilat dan cahaya sehingga semua orang merasa begitu tercekam dan takut. Perasaan takut mereka semakin menjadi-jadi ketika mereka melihat pada gambar Bunda kita yang dipasang di suatu tempat yang tinggi, mereka melihat ia menaikkan tangannya ke surga tiga kali untuk memanggil penghakiman Tuhan ke atas mereka kalau mereka tidak mau bertobat, mengubah cara hidup mereka dan mencari perlindungan pada Bunda Suci Tuhan. Melalui fenomena supernatural ini, Tuhan ingin menyampaikan devosi baru kepada Rosario Kudus dan memperkenalkannya kepada semua orang. Paling tidak, ketika St. Dominic berdoa, badai mulai mereda, dan kemudian ia mulai berkhotbah. Begitu gamblang dan kuatnya ia menjelaskan doa Rosario sehingga hampir semua orang Toulouse mempercayainya dan meninggalkan kepercayaan lama mereka yang salah. Dalam waktu yang singkat terlihat kemajuan yang besar di kota tersebut; orang-orang mulai hidup secara Kristen dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama mereka yang buruk.

Terinspirasi oleh Roh Kudus, dan diperintahkan oleh Perawan yang Diberkati dan juga karena pengalaman pribadinya, St. Dominic mengajarkan doa Rosario seumur hidupnya. Ia mengajarkannya dengan memberikan contoh dan juga melalui khotbah-khotbahnya, di kota-kota dan di desa-desa, kepada orang-orang kelas atas maupun kelas bawah, kepada pelajar dan orang2 yang tidak bersekolah, kepada orang-orang Katholik dan Protestant. Doa Rosario, yang ia doakan setiap hari, adalah doa persiapannya untuk setiap khotbah dan merupakan caranya berjumpa dengan Bunda kita setiap selesai khotbah. Satu hari ia harus berkhotbah di Notre Dame di Paris, dan ketika itu adalah pesta St. Yohanes Pembaptis. Ketika ia seperti biasa sedang berdoa rosario di kapel kecil di belakang altar untuk mempersiapkan khotbahnya, Bunda kita muncul di hadapannya dan berkata: “Dominic, meskipun apa yang akan engkau khotbahkan sangat baik, tapi aku membawa kepadamu khotbah yang lebih baik.”

St. Dominic mengambil buku yang diulurkan oleh Bunda kita, membacanya dengan cermat dan, setelah ia mengerti dan bermeditasi, ia mengucapkan terima kasih kepada Bunda. Ketika saatnya khotbah tiba, ia naik ke atas mimbar dan, meskipun hari itu adalah pesta St. Yohanes, ia malah berkata bahwa ia telah ditunjuk menjadi pengawal Ratu Surga. Jemaat pada saat itu adalah para theolog dan orang-orang terpandang dan terpelajar, yang sudah biasa mendengar ceramah-ceramah yang manis atau yang tidak lazim; tapi St. Dominic berkata bahwa ia tidak ingin berceramah, sehingga terlihat bijak di mata dunia, tapi ia akan berbicara dalam kesederhanaan Roh Kudus dan keteladanannya yang kuat. Dan setelah itu ia mulai berbicara tentang doa Rosario dan menjelaskan tentang Bunda Suci kata demi kata seperti menjelaskan pada sekelompok anak-anak, dan ia menggunakan ilustrasi sederhana yang ada di dalam buku yang diberikan kepadanya oleh Bunda kita.

Alan yang diberkati, menurut Kartagena, menyebutkan beberapa peristiwa lainnya dimana Tuhan kita dan Bunda kita menampakkan diri kepada St. Dominik untuk meyakinkan dan memberikan semangat kepadanya untuk terus mengajarkan doa Rosario untuk menghapuskan dosa dan mentobatkan pendosa dan orang-orang yang menyeleweng. Dalam pasal yang lain Kartagena mengatakan, “Alan yang diberkati berkata bahwa Bunda kita menampakkan diri kepadanya, setelah ia menampakkan diri kepada St. Dominic, Putranya yang Kudus menampakkan diri kepadanya dan berkata, ‘Dominik, Saya senang melihat kamu tidak hanya bergantung pada kebijaksanaanmu sendiri yaitu, daripada mencari doa manusia yang kosong, kamu bekerja dengan sangat rendah hati bagi keselamatan jiwa-jiwa. “Banyak imam mencoba untuk mengajar dengan keras melawan dosa yang terburuk, namun mereka tidak sadar bahwa mula-mula, sebelum seseorang yang sakit diberi obat yang pahit, ia perlu dipersiapkan dengan menempatkan pikirannya pada bingkai yang benar supaya ia bisa benar-benar memperoleh manfaat dari obat tersebut. “Maka dari itu, sebelum melakukan apapun, seorang imam harus membangkitkan semangat berdoa dalam hati manusia dan terutama cinta kepada doa Surgawi. Hanya jika mereka sudah mulai mengucapkan itu dan bertekun didalamnya, Tuhan yang maha pengampun akan sulit untuk menolak memberikan rahmatnya. Maka dari itu aku ingin kamu mengajarkan doa Rosario-ku.”

Semua hal, bahkan yang paling suci sekalipun, bisa berubah, terutama jika mereka tergantung pada kehendak bebas manusia. Sehingga tidak heran bahwa, pada saat itu, semangat doa Rosario Suci hanya bertahan 1 abad setelah pertama kali diajarkan oleh St. Dominic. Setelah itu, Rosario seolah-olah terkubur dan terlupakan. Tidak diragukan juga, rencana kotor dan kebencian setan, juga membuat orang-orang mengabaikan doa Rosario, sehingga menghalangi penyaluran rahmat Tuhan yang telah dibawa oleh Rosario keatas bumi. Sehingga, pada tahun 1349 Tuhan menghukum seluruh Eropa dengan wabah yang terparah yang pernah diketahui. Mulai dari timur, menyebar ke seluruh Italia, Jerman, Perancis, Polandia dan Hungaria, membawa kehancuran dimanapun wabah itu lewat, sehingga dari seratus orang jarang ada yang selamat untuk bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Kota-kota besar, desa-desa dan biara-biara hampir benar-benar kosong selama masa tiga tahun penyebaran epidemic wabah tersebut.

Penghukuman dari Tuhan ini langsung diikuti oleh dua hukuman lainnya, penyelewengan (heresy) oleh Flagellant dan perpecahan (skisma) tragis di tahun 1376. Setelah itu, setelah pencobaan-pencobaan ini selesai, syukur kepada Allah yang maha pengampun, Bunda kita berbicara kepada Alan yang diberkata untuk menghidupkan kembali Rosario Suci. Alan yang diberkati adalah satu dari Bapa-bapa Dominican yang tinggal di biara Dinan di Inggris. Ia adalah seorang theolog yang hebat dan pengkhotbah yang terkenal. Bunda kita memilih dia karena, selain doa Rosario dimulai di daerah tersebut, ia juga adalah seorang Dominican yang berasal dari daerah yang sama, sehingga ia memiliki kharisma untuk membangun kembali kebiasaan ini.

Alan yang diberkati memulai pekerjaan besarnya di tahun 1460, setelah menerima peringatan khusus dari Tuhan kita. Beginilah caranya ia menerima pesan penting tersebut, sebagaimana diceritakannya sendiri: Satu hari ketika ia sedang mengadakan Misa, Tuhan kita, yang ingin menggerakkannya untuk mengajarkan Rosario Suci, berbicara padanya dalam Roti Kudus. “Mengapa engkau menyalibkan Aku lagi secepat ini?” kata Yesus kepadanya. “Apa maksudmu, Tuhan?” tanya Alan, ketakutan. “Engkau telah menyalibkan aku sekali dengan dosa-dosamu,” jawab Yesus, “dan aku lebih suka disalibkan lagi daripada melihat BapaKu dilukai oleh dosa-dosa yang biasanya engkau lakukan. Engkau menyalibkan aku lagi sekarang karena kamu sebenarnya telah diajarkan dan telah mengerti bahwa kamu harus mengajarkan doa Rosario IbuKu, dan kamu tidak melakukannya. Jika saja engkau melakukannya, engkau bisa menuntun banyak jiwa ke jalan yang benar dan memimpin mereka menjauhi dosa. Tapi kamu tidak melakukannya, sehingga kamu sendiri juga bersalah terhadap dosa-dosa yang mereka perbuat.”

Teguran keras ini membuat Alan yang diberkati sungguh-sungguh bertekad untuk mengajarkan doa Rosario dengan tanpa henti. Bunda kita juga berbicara padanya pada suatu ketika untuk memberikan semangat padanya untuk mengajarkan doa Rosario terus dan terus, “Engkau dulu adalah pendosa yang parah di masa mudamu, tapi aku memperoleh buah pertobatanmu dari Anakku. Jika mungkin, aku rela menjalani semua sengsara untuk menyelamatkanmu, karena para pendosa yang bertobat adalah kemenangan bagiku. Dan aku juga akan melakukannya supaya kamu bisa menyebarkan doa Rosarioku kemana-mana.” St. Dominic juga menampakkan diri kepada Alan yang diberkati dan bercerita padanya tentang hasil dari pengajarannya: ia telah mengajarkan doa Rosario tanpa henti, khotbah-khotbahnya telah mendatangkan banyak buah yang baik dan banyak orang telah bertobat selama ia mengajar. Ia berkata kepada Alan, “Lihatlah buah yang demikian indah yang telah aku dapatkan melalui pengajaran doa Rosario. Kamu dan yang lainnya yang mencintai Bunda kita harus melakukan yang sama sehingga, dengan melakukan doa Rosario yang kudus, engkau bisa menarik semua orang kepada ilmu pengetahuan tentang kebajikan yang sejati.” Secara garis besar, inilah cerita tentang bagaimana St. Dominic memulai doa Rosario kudus dan bagaimana Alan de la Roche yang diberkati mengembalikan ajaran ini.

Dari sejak jaman St. Dominic memulai devosi kepada Rosario kudus, sampai kepada waktu ketika Alan de la Roche yang diberkati memulainya lagi di tahun 1460, doa Rosario disebut dengan Doa kepada Yesus dan Maria. Ini karena doa ini mendoakan Salam Maria dengan jumlah yang sama seperti mazmur-mazmur dalam Kitab Mazmur Raja Daud. Dan karena orang-orang sederhana yang kurang berpendidikan tidak bisa mengucapkan Mazmur Raja Daud, doa Rosario dianggap memiliki manfaat yang sama bagi mereka sama seperti Mazmur Raja Daud bagi orang-orang yang lain.

Sejak Alan de la Roche memulai kembali devosi ini, suara dari orang-orang, yaitu suara dari Tuhan sendiri, memberinya nama doa Rosario, yang berarti “mahkota mawar.” Yang bermakna bahwa setiap kali orang mengucapkan doa Rosario dengan bersungguh-sungguh, mereka mengenakan ke kepala Yesus dan Maria 153 mawar putih dan 16 mawar merah. Sebagai bunga surgawi, bunga-bunga ini tidak akan pernah kehilangan atau berkurang keindahannya. Bunda kita telah menyetujui dan mengakui nama Rosary ini; ia telah menampakkan diri kepada beberapa orang bahwa setiap kali mereka mengucapkan doa Salam Maria mereka memberikan pada Bunda Maria sebuah mawar yang indah, dan setiap doa Rosario yang dilakukan dengan penuh memberikan kepadanya sebuah mahkota mawar. Jadi sebuah Rosario yang komplet adalah sebuah mahkota mawar yang besar dan setiap chaplet yang terdiri dari sepuluh doa adalah seperti sebuah booklet bunga mawar atau sebuah mahkota kecil mawar surgawi yang kita letakkan di kepala Yesus dan Maria. Bunga Mawar sendiri adalah ratu dari bunga, dan juga Rosario adalah mawar persembahan kita yang paling berarti dan bermakna.

by Saint Louis Marie Grignion De Montfort

Berdoalah selalu dan monlah kepada yang telah memberi kehidupan, kita semua milik Nya maka telah tiba waktunya pikirkan dan doakan sesama mu.