Penagaruh uskup Sheen dalam pembentukan seorang Imam
Sumber : AM No 42
Berikut adalah renungan atas pengaruh Uskup Agung Fulton J.Sheen, pada Fr Peter Stojanovic, yang ditabiskan oleh nya di Katedral St. Mikhael, Waga-wagga, NSW Australia. Sebelumnya ia bekerja sebagi guru SMA di Melbourne, Victoria dan menjadi anggota Serikat Fulton J.Sheen, sejak Desember 2001.
Dalam banyak hal, Uskup Agung Sheen memang merupakan imam dan menusia yang ideal. Kebijakan-kebijakan Adikodrati menyinari kebajikan menusiawinya. Sebagai seorang imam yang baru ditahbiskan aku ingin mencontohnya dalam dua hal yakni imamatnya yang khusus, yang amat menonjol untuk diteladani “Imam sebagai Nabi dan Imam sebagi Kurban”.
Imam sebagai Nabi
Pelayanan dalam mengajar dianggap sebagai peran yang utama dari seorang imam. Nabi adalah seseorang yang mewartakan Sabda Allah, Sabda Kebenaran, kepada manusia. Setiap homili harus berbicara tetang Kebenaran, mewartakan Kristus dalam kata-kata yang menyuburkan Iman. Meja Sabda dan Meja Perjamuan Ekaristi – berjalan bersama-sama. Benar-benar formal sebuah perayaan yang sebenarnya! Kebenaran selalu merupakan makanan yang baik bagi angan-angan! Setiap Khotbah harus membangkitkan semangat seperti khotbah-khotbah Sheen.
Mottoku adalah “mengenal kebenaran, mencintai kebenaran dan hidup dalam kebenaran”, Sheen memang seorang guru yang hebat, karena ia adalah siswa yang hebat. Ia adalah pengkhotbah yang karena ia adalah seorang murid yang besar. Khotbahnya mengandung kekuatan, karena ia menjalankan secara sungguh-sungguh apa yang ia khotbahkan, ia menjadikan kebenaran itu bagian dari dirinya sendiri. Kebenaran meluncur dengan kekuat ke bibirnya, karena Kebenaran itu menggema dalam setiap syarafnya, ia berkhotbah dengan hati dan pikiran
Kata-kata seorang imam yang paling berarti dalam, dimulai dengan : “Inilah Tunah-Ku….” Aku gemetar pada saat pertama kali mengucapkannya dalam Misa Syukur perdanaku. Mereka adalah dinamait Rohani, aku gemetar, karena merasa seolah-olah aku akan menekan tombol untuk memulai suatu gerakan, bukan hanya pukulan yang keras, tetapi suatu ledakan Ekaristi, Sheen tahu rahasia kekuatan Ekaristi dan mepromosikannya sebagai Tema Harta karunnya. Dalam menganjurkan Adorasi Ekaristi, terutama pada jam-jam Suci, ia menunjukan cara hidup yang Sejati; “Jangan membuang waktumu, tetpi buanglah dirimu. Kurbankan kemauanmu demi kemauan Allah. Ekaristi adalah saat Bencana dan Pintu menuju Keabadian serta Kesatuan Illahi.
Imam sebagai Kurban
Fulton Sheen memang seorang uskup dan mungkin pnatas menjadi Kardinal, tetapi, pertama-tama ia adalah seorang imam/kurban yang berdiri di tempat Kristus. Imam yang meneladani Kristus dalam mengurbankan dirinya sendiri, imam melakukannya setiap hari sebagai penyambung. Ia menyatukan persembahan pribadinya dengan Ekaristi, Sheen mendorong umat supaya menempatkan diri mereka secara Batiniah, di atas Patena juga.
Pengurbanan adalah Pematang menuju kesucian, imam menjadi suci pada tingkatan bahwa ia merendahkan dirinya. Ia menjadi lebih kecil di hadapan ke-Mahakuasaan Allah. Imam harus memandangi Hosti sebagai suatu Cermin. Ia harus mewajahi Kristus kesucian: Kecil, Murni dan Rata.
Imam mengangkat Yang Maha Kuasa, antidote bagi dosa dan makan untuk keabadian itu menjadi serupa, didalam tangan-tangannya, pada setiap Misa Kudus, ini seharusnya untuk Merendahkan Diri. Ia membungkuk, untuk membuat dirinya kecil. Ia melayani, berdiri di Meja Perjamuan Tuhan. Pelayanan dan Pengurbanan berjalan Bersamaan, serupa seperti Hosti, Kristus memanifestasikan kelembutan dan Kasih saying-Nya.
Warna Putih menhadirkan kemurnian.
Imam harus menjadi suatu contoh dalam mengejar dan mempraktekan kebajikan-kebajikan yang utama ini. Seorang imam yang bagaikan Anak Domba, mungkin kelihatan lemah, namun kelembutannya itulah kekuatannya : Hangat dan Menyambut. Kedamaian meliputi setiap Kata dan Perbuatannya, yang dating dari suatu Hati yang lembut dan Baik, tanpa ada keadaan “Dingin”.
Pribadi seorang imam seharusnya tidak punya duri-duri atau sengatan-sengatan, malainkan halus bagaikan Sutera dan Tranparans. Sheen benar-benar memiliki wajah seorang imam ideal seperti si atas, dangan kilau Surgawinya. Memang apa yang istimewa dalam diri Sheen adalah Kesuciannya.
Marilah berdoa, supaya Allah juga membentukku menjadi seorang imam yang suci dan manusiawi dengan kemiripan Sheen yang memancarkan Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar